Hubungi Kami

TEMPO.COJakarta – Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah dan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi memperoleh penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) 2017. Salah satu dewan juri BHACA 2017, Bivitri Susanti, menyatakan juri melihat tiga indikator untuk menentukan peraih BHACA 2017. Indikator pertama adalah rekam jejak pejabat publik terkait.

“Apakah dia menciptakan sistem untuk antikorupsi atau tidak,” kata Bivitri saat Malam Anugerah BHACA 2017 di Financial Hall, Graha CIMB Niaga, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Desember 2017.

Penilaian kedua dilihat dari pengaruh pejabat yang bersangkutan. Menurut Bivitri, peraih BHACA 2017 adalah sosok publik figur yang memiliki dampak bagi masyarakat.

Penilaian ketiga, yakni inovasi apa yang telah diciptakan selama menjabat sebagai pelayan publik. Bivitri berujar, banyak pejabat publik yang populer. Namun pemilihan BHACA 2017 tak memprioritaskan popularitas, tapi sistem baru apa yang telah diciptakan untuk membuat sesuatu lebih baik lagi.

“Itu yang membuat kami akhirnya memilih mereka berdua dari sekian banyak kandidat,” ujarnya.

Heru Pambudi mengatakan orang-orang yang bekerja di instansi bea dan cukai bertugas untuk melayani publik sekaligus menjaga pendapatan pajak tetap optimal. Untuk bisa menjembatani dua fungsi itu diperlukan sumber daya manusia yang tak menyalahgunakan kewenangan yang dipercayakan.

Karena itulah, Heru melakukan reformasi di penguatan budaya organisasi dan kepemimpinan untuk menopang fungsi bea dan cukai dari segi teknis. Menurut Heru, reformasi terjadi bila ada perbaikan cara pandang dan budaya organisasi. “Tujuan akhirnya adalah kembali kami berharap ada kepercayaan dari rakyat,” kata Heru.

Sementara itu, Nurdin menyebutkan, penghargaan yang diraihnya bukan hasil kerja kerasnya seorang diri. Ia pun menganggap penghargaan BHACA 2017 tersebut adalah milik seluruh pelayan publik di Bantaeng.

Penghargaan BHACA diberikan dalam dua tahun sekali, sejak 2003. Tahun ini adalah penganugerahan ketujuh. BHACA diberikan untuk individu yang bersih dari praktik korupsi, tak menyalahgunakan kekuasaannya, dan memiliki pengaruh di masyarakat dalam pemberantasan korupsi.

Tokoh-tokoh terkenal yang sebelumnya menerima BHACA, di antaranya Saldi Isra, Gamawan Fauzi, Busyro Muqoddas, Sri Mulyani Indrawati, Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, Nur Pamudji, Tri Rismaharini, dan Yoyok Riyo Sudibyo.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Donasi