Jakarta, CNN Indonesia — Mohammad Hatta atau akrab disapa Bung Hatta merupakan figur pemimpin yang bersih. Jujur, konsisten, toleran serta bertanggungjawab atas apa yang diucapkan jadi nilai yang ia hidupi dan ajarkan pada anak-anaknya.
Nilai-nilai ini pula yang ingin diusung oleh Perkumpulan Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) dalam kampanye gerakan antikorupsi di kalangan anak muda.
Di tengah situasi memprihatikan yakni ratusan kasus korupsi yang menjerat kalangan pejabat negara, kepercayaan publik makin merosot. Inisiatif muncul sebab anak muda yang bakal meneruskan estafet kepemimpinan. Mereka diharapkan menjadi calon pemimpin yang bersih seperti Bung Hatta.
BHACA menyelenggarakan roadshow diskusi musikal antikorupsi bertajuk ‘Bung Hatta Jawa-Bali Tour 2018’ di 11 kota dan universitas. Diskusi interaktif seputar korupsi pun diwarnai dengan pentas musik oleh band Sister in Danger, band perah Most Popular Award dari UN Women pada 2017 lewat lagu 16 Oranges.
Selama sebulan mulai 3-27 September 2018, bus besar bergambar Bung Hatta muda ‘mampir’ menyuarakan antikorupsi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati,Cirebon), Universitas Diponegoro(Undip,Semarang), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW, Salatiga), Universitas Gajah Mada (UGM, Yogyakarta), Universitas Islam Negeri Malang (UIN, Malang),Universitas Surabaya, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bangkalan (STKIP Bangkalan, Madura), dan Universitas Udayana (Ubud, Bali). Sekitar 3.500 mahasiswa antusias dengan gelaran ini.
Salah satu pembicara dalam diskusi interaktif, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengajak peserta diskusi untuk membentuk island of integrity, integritas yang dibentuk oleh setiap elemen kampus mulai dari mahasiswa, penyelenggara, dan tata kelola pendidikan.
Dia mengungkapkan bahwa sikap antikorupsi seharusnya dimulai dari hal-hal kecil dalam hidup sehari-hari.
“Biasakan tidak nitip absen, copy and paste atau menjadi plagiator. Anda kalau jadi panitia, proposal dipertanggungjawabkan dengan jujur, jangan uangnya kemudian dihabiskan. Jadi hal-hal kecil harus dimulai dalam kehidupan sehari-hari,” kata Agus saat menjadi pembicara saat diskusi Universitas Surabaya pada Jumat (21/9).
Tak hanya Agus, beberapa pembicara pun turut diundang untuk berbagi pengalaman dalam diskusi seperti Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, Saut Situmorang, Laode M. Syarif, serta penasihat KPK Budi Santoso dan Sarwono Soetikno. Di samping itu juga hadir koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo, akademisi UI Bagus Takwin serta dua puteri Bung Hatta yakni Meutia Hatta dan Halida Hatta.
“Melalui diskusi ini kami berharap tercipta Bung Hatta-bung Hatta muda yang menjadi inspirasi bagi sesama dan pemimpin bangsa yang bebas korupsi di masa depan,” kata Sharmi Ranti, salah satu pendiri BHACA saat hadir dalam diskusi di Universitas Udayana, Bali, pada Kamis (27/9). (els/chs)