Hubungi Kami
Berita

Gaungkan Anak Muda Antikorupsi, Bung Hatta Award Roadshow Kampus

Jakarta – Demi gaung antikorupsi generasi muda, perkumpulan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) kembali menggelar roadshow ke kampus.

Ada 11 kampus di Jawa, Madura dan Bali yang didatangi Perkumpulan BHACA, organisasi non-pemerintah yang bergerak di isu antikorupsi. Roadshow pendidikan antikorupsi kali ini bertajuk “Bung Hatta Jawa-Bali Tour 2018 Diskusi Musikal Anti- Korupsi”.

“Acara ini kami anggap penting bukan saja untuk memperkenalkan sifat-sifat mulai Bung Hatta, tetapi juga untuk memberi bekal kepada anak-anak muda agar mereka bisa membuat Indonesia bersih dari korupsi,” ujar pendiri BHACA, Natalia Soebagjo dalam keterangan tertulis, Kamis (6/9/2018).

Kegiatan ini ditekankan Natalia penting untuk mendukung karakter antikorupsi utamanya pada generasi muda. Roadshow BHACA sudah digelar berkala dari tahun 2014.

“Roadshow diskusi musikal ini dilakukan BHACA untuk keempat kalinya karena kami merasa penting untuk terus-menerus menginformasikan teladan Bung Hatta dan fakta-fakta antikorupsi kepada mahasiswa, agar menjadi generasi yang kritis dan adil,” tutur Direktur Eksekutif BHACA sekaligus koordinator roadshow diskusi musikal, Berkah Gamulya.

Diskusi Musikal Anti-Korupsi 2018 

Dari roadshow ini, diharapkan muncul stimulus gerakan nyata mahasiswa antikorupsi. Aksi antikorupsi ini bisa dimulai dari lingkungan kesehariannya.

Baik di lingkungan pribadi mereka maupun di tempat bekerja nanti. Bahkan aksi di saat sekarang, gerakan anti-korupsi yang berbasis mahasiswa sangat dibutuhkan saat ini,” imbuhnya.

Sementara itu akademisi yang juga putri sulung Bung Hatta, Meutia Hatta juga menekankan pentingnya generasi muda bagi pembangunan bangsa. Diharapkan gerakan antikorupsi di kampus dapat membawa pengaruh positif.

“Bung Hatta pernah menuliskan ‘pemuda adalah pahlawan hatiku’. Anak muda harus merasa betul-betul ingin berbeda dari pejabat yang terbukti korupsi. Semoga melalui diadakannya acara ini, dapat menghasilkan pemuda yang mengubah sikap mental mereka, yang tidak lagi melihat korupsi itu wajar, tetapi harus dihilangkan,” ujar Meutia Hatta.

Roadshow musikal antikorupsi sudah digelar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sebagai kampus pembuka pada Senin (3/9). Di UNJ, seratusan mahasiswa antusias berpartisipasi dalam diskusi antikorupsiyang dikemas berbeda.

Bung Hatta Jawa-Bali Tour 2018 Diskusi Musikal Anti- Korupsi

Dari UNJ, roadshow berlanjut ke Universitas Muhammadiyah Tangerang, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW),Universitas Gadjah Mada (UGM).

Kemudian, Universitas Islam Negeri Malang, Universitas Surabaya, Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan (STKIP) Bangkalan serta Universitas Udayana.

Berita

Perkumpulan Bung Hatta Award Ajak Anak Muda ‘Say No to Corruption’

Jakarta, IDN Times – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo pernah mengatakan usia pelaku tindak korupsi semakin belia dari hari ke hari. Yang paling menohok, ketika Gubernur nonaktif Jambi Zumi Zola yang berusia 38 tahun justru ikut terjerembab dalam kubangan korupsi. Padahal, mantan aktor itu sempat dielu-elukan dan menjadi salah satu anak muda yang membuat terobosan.

Di dalam sidang dakwaan yang dibacakan jaksa KPK, Zumi disebut telah menerima uang gratifikasi Rp44 miliar. Uang tersebut ia terima sejak awal menjabat sebagai gubernur pada 2016. Hal ini sebenarnya mengkhawatirkan. Apalagi pada masa menddatang, generasi langgas dan Z lah yang menjadi harapan pemimpin saat ini.

Memaknai korupsi, sebenarnya tidak terbatas kepada mencuri uang negara. Namun, para penyelenggara negara juga dilarang menerima sesuatu di luar dari pendapatan resminya, apalagi kalau sampai menyalahgunakan jabatan.

Maka, peran sosialisasi sangat penting. Terutama ke generasi langgas dan Z. Supaya, nantinya ketika mereka yang memegang tampuk kepemimpinan di negeri ini, anak-anak muda itu tidak ikut-ikutan aksi para pejabat pendahulunya.

Itulah yang dilakukan perkumpulan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA), salah satu organisasi non-pemerintah yang bergerak dalam isu antikorupsi. Mereka kembali menyelenggarakan kegiatan pendidikan dengan metode diskusi musikal. Wah, seru ya! Penasaran seperti apa acaranya? Di mana kamu bisa ikutan acaranya?

1. BHACA menggelar diskusi musikal di 11 universitas dari Jawa hingga Bali

Perkumpulan Bung Hatta Award Ajak Anak Muda 'Say No to Corruption'

(Perkumpulan Bung Hatta Anti-Corruption Award saat di UNJ) PBHACA

Ini merupakan kali keempat diskusi musikal BHACA digelar. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu perpaduan penyampaian informasi, diskusi interaktif, dan penampilan musik. Direktur Eksekutif BHACA M Berkah Gamulya mengatakan roadshow diskusi musikal semacam ini penting untuk terus digelar secara reguler.

“Sebab, melalui diskusi ini, kami bisa menginformasikan teladan Bung Hatta dan fakta-fakta antikorupsi kepada mahasiswa, agar menjadi generasi yang kritis dan adil,” ujar Berkah melalui keterangan tertulis yang diterima pada Selasa (4/9).

Ia berharap mahasiswa yang ikut terlibat dalam aksi ini, ketika kembali ke lingkungan masing-masing, bisa ikut menularkan gerakan antikorupsi. “Apalagi gerakan antikorupsi berbasis mahasiswa tengah dibutuhkan saat ini,” kata dia.

Yang lebih seru perkumpulan BHACA tidak menggelar kegiatan diskusi ini di satu kampus saja. Tetapi, juga berkeliling ke kampus lainnya. Total ada 11 universitas di Pulau Jawa, Bali, dan Madura yang akan menjadi tuan rumah.

2. BHACA turut menggandeng band indie Sister in Danger untuk mengisi acara

Perkumpulan Bung Hatta Award Ajak Anak Muda 'Say No to Corruption'

Youtube/Sisters In Danger

Roadshow pendidikan antikorupsi sudah dimulai sejak Senin (3/9) lalu di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Kegiatan itu diisi diskusi dengan narasumber putri Bung Hatta; Meutia Hatta, Halida Hatta, dan Shanti Poesposoetjipto. Wakil Ketua KPK Laode M Syarif yang dijadwalkan ikut mengisi kegiatan tersebut, sayangnya berhalangan hadir.

Kegiatan selanjutnya digelar pada (5/9) lalu di Universitas Muhammadiyah Tangerang dan kembali dilanjutkan pada Jumat (7/9) di Institut Teknologi Bandung (ITB). Untuk kegiatan esok, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang sudah memastikan hadir.

Sementara, kegiatan diskusi terakhir digelar pada (27/9) di Universitas Udayana Bali yang diisi narasumber yakni putri bungsu Bung Hatta, Halida Nuriah Hatta.

Untuk membuat diskusi lebih hidup perkumpulan BHACA menggandeng band indie, Sisters in Danger. Band tersebut pernah meraih gelar Most Popular Award dari UN Women pada 2017.

3. Putri Bung Hatta berharap anak muda tidak lagi menganggap korupsi sebagai perbuatan yang wajar

Perkumpulan Bung Hatta Award Ajak Anak Muda 'Say No to Corruption'

Twitter/@sitanursanti

Putri sulung Bung Hatta, Meutia Hatta mengatakan pemuda punya peran penting dalam pembangunan bangsa. Oleh sebab itu, diharapkan usai mengikuti kegiatan diskusi yang mereka gelar, ada keinginan berbuat sesuatu yang berbeda dari pejabat pendahulunya.

“Semoga dengan diadakan acara ini, dapat menghasilkan pemuda yang mengubah sikap mental mereka, yang tidak lagi melihat korupsi sebagai sesuatu yang wajar, tetapi justru harus dihilangkan,” kata Meutia melalui keterangan tertulis.

Berita

Nurdin Abdullah dan Heru Pambudi Raih Bung Hatta Award 2017

TEMPO.COJakarta – Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah dan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi memperoleh penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) 2017. Salah satu dewan juri BHACA 2017, Bivitri Susanti, menyatakan juri melihat tiga indikator untuk menentukan peraih BHACA 2017. Indikator pertama adalah rekam jejak pejabat publik terkait.

“Apakah dia menciptakan sistem untuk antikorupsi atau tidak,” kata Bivitri saat Malam Anugerah BHACA 2017 di Financial Hall, Graha CIMB Niaga, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Desember 2017.

Penilaian kedua dilihat dari pengaruh pejabat yang bersangkutan. Menurut Bivitri, peraih BHACA 2017 adalah sosok publik figur yang memiliki dampak bagi masyarakat.

Penilaian ketiga, yakni inovasi apa yang telah diciptakan selama menjabat sebagai pelayan publik. Bivitri berujar, banyak pejabat publik yang populer. Namun pemilihan BHACA 2017 tak memprioritaskan popularitas, tapi sistem baru apa yang telah diciptakan untuk membuat sesuatu lebih baik lagi.

“Itu yang membuat kami akhirnya memilih mereka berdua dari sekian banyak kandidat,” ujarnya.

Heru Pambudi mengatakan orang-orang yang bekerja di instansi bea dan cukai bertugas untuk melayani publik sekaligus menjaga pendapatan pajak tetap optimal. Untuk bisa menjembatani dua fungsi itu diperlukan sumber daya manusia yang tak menyalahgunakan kewenangan yang dipercayakan.

Karena itulah, Heru melakukan reformasi di penguatan budaya organisasi dan kepemimpinan untuk menopang fungsi bea dan cukai dari segi teknis. Menurut Heru, reformasi terjadi bila ada perbaikan cara pandang dan budaya organisasi. “Tujuan akhirnya adalah kembali kami berharap ada kepercayaan dari rakyat,” kata Heru.

Sementara itu, Nurdin menyebutkan, penghargaan yang diraihnya bukan hasil kerja kerasnya seorang diri. Ia pun menganggap penghargaan BHACA 2017 tersebut adalah milik seluruh pelayan publik di Bantaeng.

Penghargaan BHACA diberikan dalam dua tahun sekali, sejak 2003. Tahun ini adalah penganugerahan ketujuh. BHACA diberikan untuk individu yang bersih dari praktik korupsi, tak menyalahgunakan kekuasaannya, dan memiliki pengaruh di masyarakat dalam pemberantasan korupsi.

Tokoh-tokoh terkenal yang sebelumnya menerima BHACA, di antaranya Saldi Isra, Gamawan Fauzi, Busyro Muqoddas, Sri Mulyani Indrawati, Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, Nur Pamudji, Tri Rismaharini, dan Yoyok Riyo Sudibyo.

1 2 4 5 6
Donasi